Mahasiswa KKN Ditantang Jadi Inovator: Blora Butuh Aksi Nyata, Bukan Sekadar Dokumentasi
Puluhan mahasiswa dari Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora hari ini memadati Aula Bapperida Kabupaten Blora dalam sebuah momen penting: pemaparan program Kuliah Kerja Nyata (KKN). Suasana penuh semangat terasa saat para peserta, Dosen Pembimbing Lapangan (DPL), OPD Blora, tokoh daerah, stakeholder, dan para kepala desa berkumpul demi satu tujuan: menghadirkan KKN yang benar-benar berdampak bagi desa.
Acara ini dibuka dengan sambutan hangat dari jajaran Bapperida dan TP2D Blora. Hadir pula para kepala desa dari Jepon, Jiken, Blungun, Sambong, hingga Brabowan yang antusias mendengar gagasan mahasiswa yang siap diterjunkan ke desa-desa mereka.
Salah satu pesan paling menggugah datang dari A. Mahbub Djunaidi, S.Pd., M.Si., perwakilan Bappeda Blora. Dengan tegas ia mengingatkan bahwa KKN bukan hanya soal laporan atau dokumentasi kegiatan semata. “Kita pernah menerima banyak mahasiswa dari UNNES, IPB, hingga UGM. Tapi, hanya kurang dari 10 persen inovasi yang benar-benar lahir dari Blora untuk Blora. Mahasiswa harus hadir sebagai pembawa perubahan, bukan sekadar relawan,” ujarnya penuh penekanan.
Mahbub mengajak mahasiswa untuk menyentuh langsung persoalan desa dengan gagasan segar: membentuk koperasi desa, menciptakan aplikasi digital sederhana, meneliti potensi hasil bumi, hingga terjun mengatasi masalah sosial seperti Anak Tidak Sekolah (ATS). Ia berharap program mahasiswa tak berhenti di atas kertas, tapi membumi di masyarakat.
Senada dengan itu, Dr. Bambang Anto Wibowo, S.H., M.H. dari TP2D Blora mengingatkan agar setiap program KKN mengacu pada sembilan prioritas pembangunan Bupati Blora. “Blora butuh inovator. Ciptakan pelatihan digital market, gerakkan literasi aksara Arab dan Latin, kembangkan bioflok, lahirkan petani milenial. Itulah yang diharapkan masyarakat,” katanya dengan penuh harap.
Zaimul Asroor selaku Ketua KKN memaparkan deretan program yang telah disiapkan mahasiswa. Dari pendidikan informal di madrasah diniyah, pelatihan public speaking, hingga penguatan ekonomi desa lewat koperasi Merah Putih dan produk unggulan berbasis hasil bumi lokal. Suatu langkah kecil menuju perubahan besar.
Antusiasme juga terpancar dari para kepala desa. Mereka berharap kehadiran mahasiswa mampu menjadi katalisator untuk meningkatkan status desa, menurunkan angka kemiskinan, dan memperbaiki pendataan, terutama soal ATS dan madrasah yang belum masuk EMIS Kemenag.
Menutup kegiatan, pihak Bappeda menyampaikan asa: semoga inovasi mahasiswa KKN tahun ini mampu menorehkan prestasi dan masuk nominasi Blora Award 2025 yang akan digelar 25–28 September mendatang. Sebuah penghargaan yang bukan hanya sekadar seremoni, tetapi wujud nyata apresiasi atas sumbangsih mahasiswa dalam membangun Blora tercinta.
Blora kini menanti. Bukan dokumentasi, tapi aksi nyata. Bukan relawan, tapi inovator sejati.
Pawarta: Siti Winda Cahya Rofikho