Selasa ( 29 Juli 2025) Terik matahari Blora tak mampu menandingi semangat yang membara di Auditorium Institut Agama Islam Khozinatul Ulum (IAIKU) Blora. Hari itu, 119 mahasiswa Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) dengan gagah berdiri, menyambut dibukanya Kursus Mahir Dasar (KMD) Pramuka Angkatan ke-131 yang menggema penuh khidmat dan kemegahan.
KMD tahun ini bukan sekadar pelatihan. Ia menjelma menjadi momentum sakral dalam upaya mencetak guru-guru masa depan yang tangguh, toleran, dan berjiwa nasionalis, sejalan dengan tema besar kegiatan ini: “Membentuk Pembina Pramuka Berjiwa Aswaja: Menjaga Tradisi, Menebar Toleransi, dan Siap Mengabdi untuk NKRI.”
Hadir dalam barisan kehormatan, tokoh-tokoh penting Kabupaten Blora dan pimpinan IAIKU memberikan suntikan motivasi dan harapan yang menyentuh. Rektor IAIKU Blora, KH. Ahmad Zaki Fuad, M.Ag., menyampaikan pidato yang menyihir seluruh peserta.
“KMD ini adalah investasi jangka panjang bagi masa depan kalian. Ketika kalian nanti menjadi guru, kalian hampir pasti akan memegang Gugus Depan. Maka KMD adalah pondasi kalian sebagai pembina karakter bangsa,” ungkapnya, penuh getaran keyakinan.
Lebih dari sekadar guru, tegasnya, pendidik adalah pembina jiwa. Pramuka menjadi ruang strategis untuk menanamkan nilai-nilai luhur Aswaja – tawassuth (moderat), tasamuh (toleran), tawazun (seimbang), dan i’tidal (adil) yang menjadi napas pendidikan di kampus IAIKU.
Sambutan penuh daya juga datang dari Heru Eko Wiyono, Kepala BKPSDM Kabupaten Blora yang mewakili Bupati. Ia menekankan pentingnya integrasi antara pendidikan formal dan pembentukan karakter melalui Pramuka.
“Sertifikat Hasil Belajar (SHB) dari KMD ini bukan sekadar formalitas. Ia adalah bukti kompetensi yang sah, yang kelak akan memperkuat karier kalian sebagai guru profesional,” tuturnya dengan nada tegas namun penuh harap.
Lebih lanjut, ia memuji IAIKU sebagai pelopor integrasi akademik dan kepramukaan yang nyata. “Sinergi seperti inilah yang dibutuhkan untuk menjawab tantangan zaman,” tambahnya.
Suasana semakin menggugah ketika Kak Slamet Pamuji, SH., M.Hum., Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Blora, menyampaikan pidato inspiratif yang disambut tepuk tangan panjang.
“Gerakan Pramuka adalah kawah candradimuka pembentuk manusia unggul. Menjadi pembina adalah kehormatan. Bukan sekadar teknis, tapi teladan hidup,” ujarnya.
“Saya sendiri tumbuh bersama Pramuka. Ia membentuk keikhlasan, gotong royong, semangat tak kenal menyerah. Jadikan momen KMD ini sebagai titik awal perubahan besar dalam hidup kalian.”
Keharuan dan kekhidmatan makin terasa saat Wakil Ketua Pusdiklatcab Blora, Dr. Sutarno, M.Pd., menancapkan Pusaka Adat, diiringi lantunan lagu sakral Pancasona. Dalam senyap yang penuh makna, tugu itu berdiri sebagai simbol tekad dan tanggung jawab calon pembina bangsa.
Tak ketinggalan, penandatanganan MoU antara Pusdiklatcab Blora yang diwakili Kak Suyatno dan Dekan FITK, Arim Irsyadulloh Albin Jaya, M.Pd., menjadi tonggak kerja sama strategis antara dunia kampus dan kepramukaan Blora. Arim, yang juga ketua panitia, mengingatkan:
“KMD ini bukan seremonial. Ini adalah gerbang pembentukan karakter. Mahasiswa FITK harus siap menjadi pelopor moderasi beragama dan agen perubahan sosial.”
Simbolisasi semangat peserta ditandai dengan penyematan tanda peserta oleh kak Rizky Nyoto dan Kak Desi Novitasari yang dilakukan langsung oleh Kak Slamet Pamuji, SH., M.Hum., Ketua Kwartir Cabang (Kwarcab) Gerakan Pramuka Blora. Momen ini menjadi magnet emosional yang membuat banyak hadirin bangga dan terharu.
KMD 131 FITK IAIKU Blora resmi dibuka. Sesi foto bersama mengakhiri seremoni pembukaan, tetapi semangat peserta baru saja dimulai. Selama enam hari ke depan, mereka akan digembleng dalam pelatihan lapangan, teori kepanduan, serta penguatan nilai-nilai kepramukaan berbasis Aswaja.
Dari kampus IAIKU Blora, akan lahir para pembina yang tak hanya mampu memimpin barisan, tapi juga memimpin perubahan. KMD ini bukan akhir, tapi awal dari pengabdian panjang untuk Indonesia yang lebih toleran, berkarakter, dan berjiwa Pramuka sejati.
Pawarta: Yusron Ridho Nurfatoni