Email Resmi

humas@iaikhozin.ac.id

WA Center

0821-8800-8807

Ngaji Nusantara IAIKU FEST 2025 : Menikah Itu Menenangkan, Bukan Menakutkan

IAIKUPers – Rabu (28 Mei 2025) Suasana Graha Nusantara Blora tampak berbeda dari biasanya. Ratusan peserta dari berbagai kalangan mahasiswa, pelajar, santri, hingga masyarakat umum larut dalam gelaran Ngaji Nusantara bertema “Marriage: It’s Not Scary”, yang menjadi bagian dari kemeriahan IAIKUFEST dan Dies Natalis ke-18 IAIKU Blora.

Acara ini bukan sekadar kajian biasa. Ia merupakan ruang refleksi bersama untuk membongkar stigma dan ketakutan yang selama ini melekat pada isu pernikahan, terutama di kalangan generasi muda. Dalam sambutannya, Wakil Rektor I IAIKU Blora, Ahmad Saifulloh, M.Pd.I, menyampaikan bahwa Ngaji Nusantara menjadi bagian penting dari rangkaian besar IAIKUFEST 2025 dan menjadi momen bermakna dalam peringatan perjalanan 18 tahun kampus yang kini tengah bertransformasi.

Menurutnya, usia 18 tahun bukan sekadar angka. IAIKU yang dahulu berstatus STAI, kini terus bergerak maju dengan visi besar menjadi universitas unggul dalam dua dekade ke depan. Ia menegaskan bahwa transformasi kelembagaan harus diiringi dengan transformasi kualitas sumber daya manusia, termasuk kesiapan mental dan spiritual mahasiswa dalam menghadapi fase kehidupan yang lebih dewasa salah satunya soal pernikahan.

Tema “Marriage: It’s Not Scary” sengaja diangkat karena melihat fenomena banyak anak muda yang takut menikah. Ketakutan itu bukan karena pernikahannya, tetapi karena minimnya pemahaman dan ilmu. Maka dari itu, acara ini hadir untuk menjadi ruang dialog dan pembekalan, agar para peserta memiliki perspektif yang benar dan bijak tentang makna pernikahan dalam Islam.

Hadir sebagai narasumber utama, Gus Rifqil menyampaikan materi dengan gaya yang santai namun dalam maknanya. Ia menegaskan bahwa menikah bukanlah momok menakutkan sebagaimana yang sering dibayangkan sebagian orang. Kekhawatiran akan salah pilih pasangan, masalah ekonomi, atau kehilangan kebebasan memang kerap membayangi, namun hal itu bisa diatasi jika seseorang memahami esensi pernikahan yang sesungguhnya.

Dalam Islam, menurut Gus Rifqil, pernikahan adalah sarana untuk meraih ketenangan jiwa, keberkahan hidup, serta penyempurna agama. Ia mengutip sabda Nabi Muhammad SAW: “Nikah adalah sunnahku, barang siapa yang tidak menyukai sunnahku, maka bukan dari golonganku” (HR. Ibnu Majah). Penjelasan itu diperkuat dengan ayat Al-Qur’an dari surah Ar-Rum ayat 21 yang menegaskan bahwa Allah menciptakan pasangan hidup agar manusia merasa tenteram dan dipenuhi kasih sayang.

Bagi Gus Rifqil, pernikahan sejatinya adalah tempat pulang yang paling damai. Ia mendorong para peserta agar tidak takut menikah, tetapi justru takut jika menjalani hidup tanpa arah, tanpa ketaatan, dan tanpa ketenangan. Ia mengajak peserta untuk terus belajar, berdiskusi, dan memantapkan niat bahwa menikah adalah bagian dari ibadah kepada Allah.

Interaksi peserta dengan pemateri berjalan hangat dan antusias. Banyak dari mereka mengajukan pertanyaan seputar kesiapan menikah, cara memilih pasangan, hingga bagaimana membangun rumah tangga islami. Forum ini pun menjadi oase baru di tengah padatnya rutinitas akademik.

Acara ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Ketua Panitia IAIKUFEST, Muh. Muzaka, kepada Gus Rifqil sebagai bentuk apresiasi atas ilmu dan inspirasi yang telah dibagikan.

kegiatan seperti Ngaji Nusantara bisa terus berlanjut, menjadi ruang penguatan literasi spiritual sekaligus pengokohan ukhuwah Islamiyah, sebagai bagian dari implementasi Tridharma Perguruan Tinggi.

Ngaji Nusantara tahun ini membuktikan bahwa berbicara tentang pernikahan bukan hanya soal romantisme, tapi soal kesiapan menjalani peran sebagai hamba, pasangan, dan pemimpin dalam keluarga. Sebuah misi besar yang dimulai dari pemahaman yang benar. Dan IAIKU Blora, dengan semangat mudanya yang berusia 18 tahun, telah mengawali langkah itu dengan sangat mengesankan.

 

Pawarta : Yusron Ridho Nurfatoni

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *