Email Resmi

humas@iaikhozin.ac.id

WA Center

0821-8800-8807

EnglishالعربيةBahasa Indonesia

Aku Rindu Bunda (Komunukasi Efektif Orang Tua dan Anak)

 

Oleh : Latifatus Sa’adah, M.A

“Aku rindu Bunda, walau setiap hari aku berjumpa dengannya, aku disamping Bunda, namun terasa Bunda nan jauh disana dengan segudang ide-ide cemerlang untuk meningkatkan karirnya,”

“Kapan waktu untukku, Bunda?”Ku tunggu belaianmu, dekapanmu, cerita-cerita asyikmu, canda tawamu bersamaku, seperti dulu Bunda. Dulu pernah kurasakan sebelum bunda dapat pekerjaan..”

“Sekarang Bundaku wanita karir yang hebat dan jam kerjanya harus tepat, kalau tak ingin dipecat. Hanya do’a yang kupanjatkan Bundaku rindu masa-masa itu, Selalu kutunggu hari libur Bunda yang tepat. Kapan ya Bunda?”

Apakah itu salah satu  jeritan hati dari anak-anak kita?”

Anak adalah amanat yang harus kita syukuri kehadirannya dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan pendidikan, baik agama maupun umum, untuk membekali mereka menjadi generasi tangguh yang siap mewarnai dunia ini dengan keindahan karakter dan kreatifitasnya untuk mencapai kebahagiaan hakiki duniawi dan ukhrowi.

Peran Ayah tidak kalah penting dari Bunda.Kata Bunda pada anaknya.“ Nak, Kau tumbuh dan berkembang dari ASI Ibu yang dihasilkan oleh keringat Ayahmu.Tahukah kamu Nak, semua baju barumu dan kebutuhanmu yang ibu belikan itu karena dari uang pemberian Ayahmu. Sewaktu kau terlelap, sepulang kerja, tak lupa Ayah selalu bertanya tentang keadaanmu seharian, bukti Ayah sangat menghawatirkanmu. Jika Ayah marah karena kamu terlambat pulang, itu karena kamu sangat berharga sekali bagi Ayah, Nak.“Ia tak ingin terjadi hal buruk menimpamu.”

Peran Ayah dan Ibu sangatlah penting bagi pertumbuhan dan perkembangan Anak. Apa yang harus dilakukan oleh Ibu sebagai wanita karir dan Ayah yang super sibuk?

  1. Menentukan Pilihan

Masa tumbuh kembang anak tidak bisa ditunda dan diulang jika sudah terlewati. Akankah kita korbankan masa-masa itu hanya dilewati anak kita bersama asisten rumah tangga kita? Yang terkadang pendidikannya, kejiwaannya belum tentu sesuai harapan kita. Orang tua harus berani memilih dan memutuskan yang terbaik untuk keluarganya, jangan sampai salah memilih dan mengambil keputusan untuk kebaikan putra-putri utamanya.

Karir atau keluarga? Itu mungkin pilihan yang sangat sulit. Memiliki karir yang baik tidak semudah membalik telapak tangan, akankah ditinggalkan begitu saja setelah bersuami dan memiliki anak? Tetap mementingkan keluarga diatas segalanya namun tetap berkarir, pilihan yang baik dan juga sulit. Tetapi harus tahu konsekuensi pilihan kita.

  1. Mengatur Jadwal Wajib Untuk Keluarga

Jika pilihan tetap jadi orang yang super sibuk, sesibuk apapun jadwal kumpul keluarga harus diwajibkan pada diri sendiri dan anggota keluarga. Setiap hari sempatkanlah tertawa dengannya, memeluk, membelainya, belajar bersama bahkan mendengarkan celotehannya seharian bermain apa bersama siapa. Anggaplah kebersamaan bersama keluarga hukumnya  sama wajibnya dengan sholat fardhu. Meninggalkan sholat fardhu takut dosa bagi kita yang beriman masih standar, begitu juga meninggalkan kebersamaan dengan keluarga dampak yang ditimbulkan dari kelalaian tersebut sangat berbahaya pada keluarga. Anak akan tumbuh dan berkembang tidak sesuai jauh dari  harapan kita karena pendidikannya yang terabaikan.

“Pembiasaan Masyarakat Belajar” sebagai wadah kebersamaan dalam melaksanakan kewajiban berkumpul bersama keluarga sangat perlu kita terapkan. Belajar membaca buku, belajar saling mendengarkan pendapat anggota keluarga, pergi refreshing bersama keluarga ataupun belajar dari hal yang paling sepele, menyempatkan waktu bersama atau hanya sekedar mendengarkan curahan hati anggota keluarga. Dari aktifitas bersama itu terciptalah hubungan yang semakin kuat pada sebuah keluarga dohir dan batin. Kegiatan belajar bersama yang konsisten dilakukan dalam sebuah keluarga secara otomatis melahirkan keteladanan yang baik pada semua anggota keluarga dan tanpa disadari ataupun dipaksakan seluruh anggota keluarga mulai dari yang tua sampai yang terkecilpun akan merasakan dampak positif kegiatan pembiasaan tersebut. Melakukan kegiatan tanpa merasa tersiksa atau dipaksa. Kegiatan pembiasaan terasa bagai menu makanan sehari-hari yang harus mereka santap, supaya tidak membosankan perlu juga kreatifitas dan inovasi dalam mengolah kegiatan tersebut.

Kebersamaan yang tercipta dalam sebuah keluarga melahirkan kedamaian, kenyamanan, keharmonisan, Kebahagiaan hakiki, menjadi teladan positif bagi yang masih dini, sehingga terciptalah keluarga sakinah mawaddah dan penuh rohmat. Walau hidup sederhana namun sejatinya itulah surga dunia mereka.

Kendala yang sering terjadi sulitnya membagi waktu bagi para orang tua yang berkarir hebat untuk menyempatkan waktu  duduk mengajar ataupun belajar bersama anak atau keluarganya. Andai waktu bisa diputar kembali tidak ada manusia yang mengalami penyesalan. Untuk itu mulai detik ini kita para orang tua ataupun calon orang tua harus benar-benar memanfaatkan moment bersama keluarga dengan baik supaya dapat mengetahui pertumbuhan dan perkembangan putra-putri kita dari segala sisi.

  1. Kerja Keras, Kerja Cerdas didasari Ihlas

“ Bundaa, perutku lapaaarr!”

Terdengar rengekan Si kecil saat jari-jemari Bunda asyik menari diatas keyboard karena tugas kantor yang belum selesai dan harus lembur.“ Siap sayang, makanan sebentar lagi datang, tunggu sebentar ya.” Eh,… atau  ikut Bunda kedapur Yuk.”

Tersenyumlah padanya, bangkitlah, tinggalkankah segala aktifitas, layani ia dengan senang hati dan ihlas walaupun setumpuk pekerjaan kita tertunda.Yakinlah, dengan melayani mereka dengan ihlas dan membahagiakan mereka yang memang pada dasarnya adalah kewajiban utama kita, Maka Allah akan memudahkan segala urusan kita dan memberikan rizki berlimpah pada kita.

Konsekuensi dengan pilihan kita, Ihlas kunci segalanya, seberat dan sesibuk apapun pekerjaan kita dikantor ataupun dirumah sebaiknya jangan dijadikan beban yang akhirnya memberatkan diri sendiri sehingga kita lupa bagaimana caranya tersenyum. Kita harus bisa menikmati semua tanggung jawab kita dengan hati senang karena kesibukan kita adalah anugerah dari Allah yang belum tentu dimiliki oleh orang lain, dan kita yang menjadi pilihan Allah untuk menjadi Khalifah di bumi ini patut bersyukur mengemban amanah Allah dengan bekerja keras, bekerja cerdas, sesuai tanggung jawab kita masing-masing dengan ihlas dan tidak menyia-nyiakan amanahNYa.

  1. Memberikan Pendidikan Agama Pada Anak dan Selalu Mohon Petunjuk Allah

Pendidikan agama sangatlah penting sebagai bekal pondasi anak meniti kehidupan. mengenalkan siapa dia, untuk apa ia dicipta dan siapa yang menciptakannya. Jika kita sendiri merasa perlu memberikan pendidikan anak kita lebih dari pendidikan ayah ibunya, alangkah baiknya kita percayakan pendidikan anak-anak kita di lembaga-lrmbaga yang bisa memberikan pendidikan  yang layak baik umum ataupun agamanya.

Penanaman akidah dan pembiasaan ibadah yang tercermin pada perilaku anak itu pendidikan yang tidak mudah, namun di Indonesia sudah banyak contohnya, seperti pendidikan pesantren, 24 jam mereka merasakan pendidikan dalam seharinya yang akan membentuk kepribadiannya.

Segala hal baik yang kita lakukan untuk keluarga, semua bernilai ibadah. Lebih sempurna lagi diwaktu santai atau sibuk beraktivitas tetap menyempatkan untuk selalu mendekatkan diri pada Allah, menjalankan segala perintahNya, selalu berusaha menjauhi segala laranganNya, dan selalu memohon p;etunjukNya atas apa yang kita lakukan baik tatkala kita semangat ataupun terjatuh dalam kelelahan, sehingga langkah kita tidak terjerumus kelembah kesesatan yang membuahkan penyesalan, akan tetapi selalu dibimbing ke jalan yang diridhoiNya. Harapan tercipta keluarga yang tenang penuh cinta dalam naungan cinta yang maha kuasa dapat terwujud karena petunjukNya.

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *