Blora, 24 Desember 2024 – Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Khozinatul Ulum Blora menggelar Webinar Internasional dengan tema “Building an Inclusive Community: A Qur’anic and Hadith Perspective on Fulfilling the Rights of the Blind.” Webinar ini sebagai ajang ruang dialog internasional untuk menggali nilai-nilai inklusivitas dalam Islam, khususnya dalam memenuhi hak-hak penyandang disabilitas tunanetra. Kegiatan ini juga dalam rangka memperingati hari Disabilitas Internasional yang jatuh pada tanggal 3 Desember, sekaligus sebagai bentuk komitmen keseriusan fakultas ushuddin IAIKU Blora dalam menjalin hubungan kerjasama dengan kampus luar negeri dalam hal ini Universiti Sains Islam Malaysia (USIM).
Rektor IAI Khozinatul Ulum Blora, KH. Ahmad Zaki Fuad, M.Ag., membuka acara ini dengan pidato inspiratif. Dalam sambutannya, beliau menjelaskan bahwa Al-Qur’an dan Hadis mengajarkan penghargaan yang mendalam terhadap penyandang disabilitas. Rasulullah SAW memberikan contoh nyata dalam memperlakukan sahabat tunanetra Abdullah bin Ummi Maktum dengan penuh kasih sayang dan penghormatan. Abdullah bin Ummi Maktum bahkan pernah ditunjuk sebagai pemimpin Madinah dan imam salat berjamaah di Masjid Nabawi.
Keynote speaker pertama, Prof. Dr. H. Abdul Mufid, Lc., M.S.I., selaku Dekan Fakultas Ushuluddin IAI Khozinatul Ulum Blora, memaparkan tiga hak fundamental penyandang disabilitas dalam perspektif Islam. Pertama Hak atas Keadilan dalam Akses Layanan Publik. Prof. Mufid mengutip Q.S. Al-Hujurat ayat 13 yang menegaskan bahwa kemuliaan seseorang di sisi Allah tidak ditentukan oleh kondisi fisik, melainkan oleh ketakwaan. Ia juga mengutip hadis Nabi SAW: “Sesungguhnya Allah tidak melihat penampilan dan kekayaan kalian, tetapi Dia melihat hati kalian.” Kedua, Hak untuk Hidup dan Hidup yang Baik. Berdasarkan Q.S. Al-Isra ayat 33, Prof. Mufid menekankan bahwa nyawa setiap individu adalah suci dan dilindungi oleh Allah. Hak hidup ini mencakup hak untuk menikmati kehidupan yang bermartabat. Ketiga, Hak untuk Memilih dan Menjadi Pemimpin. Islam memberikan contoh tokoh-tokoh disabilitas yang menjadi pemimpin, seperti Nabi Ya’qub yang buta, Nabi Musa yang memiliki gangguan bicara, dan Nabi Ayyub yang sakit bertahun-tahun namun tetap memimpin kaumnya dengan bijaksana.
Sementara itu, Prof. Madya Dr. Mohd Zohdi Mohd Amin, selaku Dekan Fakulti Pengajian Quran & Sunnah Universitas Sains Islam Malaysia (USIM), menyampaikan prinsip keadilan dan kesetaraan dalam membangun masyarakat inklusif berdasarkan Al-Qur’an dan Hadis. Beliau menegaskan pentingnya memberikan hak kepada setiap individu sesuai dengan kebutuhan dan potensinya.
Webinar ini menghadirkan narasumber dari berbagai negara dengan latar belakang akademik yang Expert dibidangnya. Pertama, Dr. Mowafg Abrahem Masuwd (University of Zawia, Libya). Kedua, Assoc Prof Dr. Noornajihan Jaafar (Faculty of Quran & Sunnah Studies, USIM). Ketiga, Dr. (Cand) Muhammad Syaiful, M.Ag. (Kaprodi ILHA Fakultas Ushuluddin, IAI Khozinatul Ulum Blora). Keempat, Ahmad Farih Dzaky, M.Ag. (Kaprodi IAT Fakultas Ushuluddin, IAI Khozinatul Ulum Blora)
Webinar ini dipandu oleh master of ceremony Muhammad Ismail, M.A., dan dimoderatori oleh Naila Intania, M.Pd., keduanya berasal dari Fakultas Ushuluddin IAI Khozinatul Ulum Blora.
Acara yang berlangsung pada Selasa, 24 Desember 2024, pukul 10.30 WIB ini dihadiri oleh peserta dari berbagai negara melalui platform Zoom. Webinar ini memberikan wawasan baru tentang pentingnya membangun masyarakat yang inklusif, sebagaimana dicontohkan dalam Al-Qur’an dan Hadis. Fakultas Ushuluddin IAI Khozinatul Ulum Blora dan USIM berharap kerja sama ini dapat menjadi awal dari diskusi-diskusi internasional lainnya yang mengangkat tema-tema strategis dalam Islam.
Penulis: Muhammad Ismail, M.A