Email Resmi

humas@iaikhozin.ac.id

WA Center

0821-8800-8807

EnglishالعربيةBahasa Indonesia

Meneropong Prospek Prodi IAT-ILHA dalam Bursa Kerja

Di zaman ini sudah menjadi sebuah kelaziman bahwa orientasi seorang pelajar yang kuliah adalah prospek kerja. Jurusan yang paling banyak diminati adalah jurusan yang kelak ketika mereka lulus, mereka akan mudah mendapat kerja dan memiliki penghasilan besar lagi mapan.

Tak heran jika jurusan-jurusan yang prospek kerjanya jelas menjadi banyak incaran dan menjadi jurusan favorit diberbagai kampus karena prospek kerjanya bagus.

Ini sebuah kelaziman yang tidak bisa dipungkiri di zaman ini. Meskipun orientasi kuliah juga masuk pada ranah akademik dan kelimuan, namun tetap saja ilmu yang dipelajari ketika kuliah juga harus memiliki dampak langsung pada kehidupan. Baik dari sisi wawasan, kepribadian hingga finansial.

Jujur saya salut dengan beberapa pelajar yang akhirnya memilih jurusan yang secara ‘kasat mata’ seolah tak memiliki prospek kerja yang menjanjikan. Diantaranya adalah Prodi Ilmu al-Qur’an dan Tafsir (IAT) dan Ilmu Hadis (ILHA). Dimanapun kampusnya, prodi ini menjadi golongan minoritas. Kecuali pada kampus tertentu yang memang menjurus ke al-Qur’an seperti IIQ.

Sebagian orang berpandangan bahwa jurusan ini kurang menjanjikan dari sisi karir. Padahal faktanya tidak demikian.

Melansir dari solopos.com, Syamsul Hidayat, Kaprodi IAT Universitas Muhammadiyah Surakarta, menyampaikan ada 3 prospek utama bagi lulusan prodi IAT-ILHA dalam dunia kerja.

PERTAMA, lulusan Program Studi Ilmu Alquran berpeluang utama sebagai kader ulama ahli tafsir Alquran, kemudian menjadi mubalig dan dai yang menguasai ilmu Alquran dan sunah. Peluang sektor ini tanpa sertifikasi karena lulusan yang ilmunya mumpuni pasti akan terserap masyarakat secara langsung.

KEDUA, peneliti dan penyuluh agama yang memiliki keahlian istimewa dengan ilmu Alquran yang dikuasainya karena Alquran tidak akan pernah habis dikaji dari berbagai segi keilmuan. Umat Islam Indonesia membutuhkan lahirnya peneliti-peneliti bidang keislaman yang memberikan pencerahan bagi umat, khsusnya berkenaan dengan kajian Alquran dan sunah.

Balai Penelitian dan Pengembangan Kementerian Agama terus menunggu lahirnya penelitian-penelitian yang bermutu bagi pengembangan umat Islam dan peran agama bagi pengembangan masyarakat, termasuk yang berbasis ilmu Alquran dan tafsir.

Di tingkat dunia, Rabitah Alam Islami, ada lembaga khusus pengkaji sisi keilmuan Alquran dan sunah. Lembaga ini dinamai Komisi I’jaz Ilmi lil Quran wa Sunnah yang telah menghasilkan ratusan judul buku dan monografi ilmiah mengenai Alquran dan sunah yang memberikan manfaat bagi umat Islam khususnya dan membuka mata dunia akan kunggulan Alquran dan sunah.

KETIGA, dunia pendidikan. Selama ini masyarakat masih beranggapan dunia pendidikan hanya bisa dimasuki lulusan program studi kependidikan seperti tarbiyah, pendidikan agama Islam, pendidikan guru madrasah ibtidaiah, pendidikan guru raudhatul athfal, atau program studi di dalam naungan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP).

Kemunculan program pendidikan profesi guru (PPG) membuka peluang lulusan program studi nonkependidikan termasuk bisa menjadi pendidik profesional (ustadz, guru, dosen) bidang keislaman dengan kompetensi khusus bidang Alquran dan tafsir. Justru lulusan program studi kependidikan dan keguruan belum tentu bisa menjadi pendidik atau guru profesional sebelum mengikuti program PPG.

Melihat peluang di atas, umat Islam perlu membuka mata bahwa kajian studi keislaman termasuk studi ilmu Alquran dan tafsir mestinya menjadi perhatian utama para orang tua maupun generasi penerus umat. Orientasi masyarakat saat ini dalam memilih program studi memang selalu dikaitkan dengan dunia kerja.

Sistem pendidikan nasional kita juga mengarahkan proses pendidikan di negeri ini untuk memasuki bursa kerja. Ini mengakibatkan jurusan dan program studi keagamaan sepi peminat karena dianggap kurang memiliki peluang kerja.

Ternyata tidak demikian adanya. Paparan di atas menunjukkan peluang kerja lulusan studi keislaman, khususnya studi ilmu-ilmu Alquran dan tafsir, justru sangat luas bila dikaitkan dengan dunia dan pasar kerja. Artinya program studi keislaman dapat berperan multifungsi, yaitu sebagai pusat kaderisasi ulama tafsir Alquran yang juga sekaligus pendidikan calon profesional yang dapat mengisi dunia dan pasar kerja yang sangat luas.

Maka dari itu, saya sering memotivasi mahasiswa saya untuk tidak minder hanya karena minoritas. Jika kalah secara kuantitas, jangan sampai kalah dari sisi kualitas. Tak heran jika jurusan ini adalah jurusan yang paling banyak penghafal al-Qur’an dan juga beberapa yang ahli dalam membaca kitab gundul.

Pada kesempatan ini, STAI Khozinatul Ulum Blora berikhtiar untuk memberikan beasiswa full SPP selama 8 smester (4 tahun) bagi siapapun yang ingin masuk pada jurusan ini. Dengan harapan, semoga kelak lahir mufassir, ulama, dai, dan peneliti berkualitas yang lahir dari jurusan ini. Aamiin.

Bagi yang berminat bisa langsung menghubung nomor WA ini wa.me/6282135310800 (Muarofah)

Salam hormat dari kami..

Dr. H. Abdul Mufid, M.S.I
Kaprodi ILHA STAI Khozinatul Ulum Blora

 

Ahmad Saiful Rizal, M.Pd., al-Hafidz

Kaprodi IAT STAI Khozinatul Ulum Blora

 

 

 

 

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *