Email Resmi

humas@iaikhozin.ac.id

WA Center

0821-8800-8807

Talkshow Bersama Prof. Abdul Mufid: Mahasiswa Hadis Harus Jadi Pejuang Digital yang Berakhlak Nabawi

IAIKUPers- Himpunan Mahasiswa Program Studi Ilmu Hadis (HMPS ILHA) UIN Syekh Wasil Kediri sukses menggelar acara Talkshow Hadis bertajuk “Transformasi Generasi Muda di Era Digital”, Rabu, 28 Mei 2025. Bertempat di aula FUDA lantai 3, kegiatan ini menghadirkan narasumber istimewa, Prof. Dr. Abdul Mufid, Lc., M.S.I., Guru Besar Ilmu Hadis sekaligus Dekan Fakultas Ushuluddin Institut Agama Islam Khozinatul Ulum Blora.

Lebih dari 100 mahasiswa Prodi Ilmu Hadis memadati aula untuk menyimak langsung pemaparan ilmiah dan inspiratif dari Prof. Abdul Mufid. Suasana talkshow terasa hangat dan penuh semangat, mencerminkan antusiasme generasi muda dalam menggali nilai-nilai hadis di tengah tantangan era digital.

Dalam paparannya, Prof. Abdul Mufid membuka dengan dasar teologis transformasi pemuda. Ia mengutip QS. Al-Kahfi ayat 13 yang berbicara tentang pemuda beriman, serta hadis Nabi yang diriwayatkan Ahmad dan ath-Thabrani, yang menunjukkan kekaguman Allah terhadap pemuda yang mampu menjaga diri dari hawa nafsu.

“Era digital adalah pisau bermata dua. Di satu sisi penuh ancaman, di sisi lain menyimpan peluang emas. Hadis adalah kompas moral yang akan menuntun kita di tengah derasnya arus informasi dan disrupsi nilai,” ujar Prof. Abdul Mufid dengan nada tegas namun bersahabat.

Ia menekankan pentingnya menjadikan hadis sebagai pedoman dalam menghadapi tantangan zaman seperti krisis spiritualitas, budaya instan, dan fenomena toxic digital culture. Menurutnya, generasi muda harus berpijak pada nilai-nilai luhur yang bersumber dari sabda Nabi untuk membangun akhlak, etika, dan tanggung jawab sosial di dunia maya.

Namun tak hanya sisi gelap, Prof. Abdul Mufid juga mengulas potensi cerah era digital: akses ilmu keislaman yang makin terbuka, ruang dakwah kreatif yang luas, dan geliat digitalisasi sanad hadis yang sedang tumbuh. Ia mendorong mahasiswa untuk aktif menjadi kreator konten Islami yang santun, edukatif, dan berjiwa dakwah.

“Kalau Rasulullah hidup di zaman ini, beliau pasti akan bijak bermedia sosial. Kita harus meneladani akhlak beliau dalam setiap status, komentar, dan unggahan kita,” ucapnya, disambut anggukan setuju dari peserta.

Sebagai penutup, Prof. Abdul Mufid mengusulkan strategi konkret transformasi digital berbasis hadis, seperti revitalisasi hadis-hadis pendidikan dan akhlak, penguatan karakter melalui sirah Nabi, serta perlunya sikap kritis terhadap konten keagamaan di media sosial. Ia juga menyerukan kolaborasi lintas bidang antara ulama, akademisi, dan content creator untuk menyebarluaskan nilai-nilai Islam yang moderat dan humanis.

Acara ini tidak hanya memperkaya wawasan akademik mahasiswa, tetapi juga menggugah kesadaran kolektif untuk menjadikan era digital sebagai ladang amal dan dakwah. Mahasiswa Prodi Ilmu Hadis diajak bukan hanya menjadi penikmat konten, tetapi juga pionir dalam menciptakan dunia digital yang lebih beradab dan berakhlak.

Dengan semangat transformasi dan ruh profetik, generasi muda Muslim kini ditantang untuk menulis sejarah baru: menjadi pelita di tengah gelapnya jagat maya.

Pawarta: Yusron Ridho Nurfatoni

Bagikan