بلورا. Sekolah Tinggi Agama Islam (STAI) Khozinatul Ulum Blora terus mengembangkan sayapnya. Tahun ini kampus yang berbasia Pondok Pesantren ini membuka enam program pendidikan (Prodi) baru dan dilaunching langsung oleh Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristekdikti) Prof H.Mohamad Nasir, Ph.D, Ak.
Launching oleh Menristekdikti dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan Wisuda Sarjana Strata 1 ke IV, الأحد (16/9/2018) di Pendopo Rumah Dinas Bupati Blora. Disaksikan Bupati Djoko Nugroho, Wakil Bupati H.Arief Rohman M.Si, pengasuh Ponpes Khozinatul Ulum KH Muharror Ali, dan jajaran Forkopimda.
Enam prodi baru yang dilaunching Menristekdikti adalah Pendidikan Agama Islam, التربية الإسلامية في مرحلة الطفولة المبكرة (بيود), مدرسة ابتدائية تعليم المعلمين (PGMI), اقتصاد الشريعة, إدارة الأعمال الشريعة, dan Perbankan Syariah.
Dengan demikian kini STAI Khozinatul Ulum Blora yang beralamat di Jl. MR Iskandar nomor 42 Mlangsen memiliki delapan Program Pendidikan (prodi). Dua Prodi yang lama dalah Ilmu Al-Quran dan Tafsir (معهد التكنولوجيا التطبيقية) dan Ilmu Hadist (جزيرة).
KH Muharror Ali, dalam sambutannya ingin kedepan nanti STAI Khozinatul Ulum bisa dinaikkan statusnya menjadi institut, seiring dengan bertambahnya jumlah prodi yang ada. Pihaknya berharap Menteri Riset Dikti bisa menyetujui hal itu.
“Kami bercita-cita kedepan STAI ini bisa menjadi Institut bahkan Universitas. Semoga Pak Menteri bisa membantu, demi peningkatan mutu kualitas pendidikan di Kabupaten Blora,هو قال.
Menristekdikti mengucapkan selamat kepada STAI Khozin yang telah membuka enam prodi baru. Ia berharap kedepan kampus ini bisa tumbuh tidak hanya berbasis ilmu agama saja, namun juga ilmu lainnya.
“Pada prinsipnya kami mendukung jika STAI Khozin ini nantinya dikembangkan menjadi institut bahkan sampai universitas. Silahkan saja diurus tahapannya, insya Allah kami akan menyetujuinya. Saya sangat senang menghadiri wisuda perguruan tinggi yang berbasis pondok pesantren seperti ini. Selain agamanya kuat, ilmu lainnya juga dikuasai,” lanjut Menristekdikti.
Sumber: (res-infoblora)
