IAIKUPers- Semangat literasi digital menggema di Kampus IAI Khozinatul Ulum Blora dalam Workshop Jurnalistik Gen Z bertajuk “Ngonten Cerdas, Nulis Cekatan” yang digelar oleh Media Center kampus selama dua hari, Sabtu-Minggu (17–18 Mei 2025) dengan diikuti 15 Participant. Acara ini menjadi momentum berharga bagi mahasiswa untuk mendalami dunia jurnalistik sekaligus mengasah keterampilan menulis dan membuat konten informatif yang beretika.
On the first day, Saturday (17/5), para peserta disuguhkan materi mendalam dari Hery Purnomo, Contributor of iNews TV (MNC Media Group) as well as the Chairperson of the Indonesian Journalists Association (Priestless) Blora. Ia membongkar teknik-teknik dasar dalam penulisan berita, membahas perbedaan hard news, soft news, straight news, hingga feature, dan menekankan pentingnya wawancara langsung serta menyusun berita yang berimbang dan tidak tendensius.
“Berita yang baik adalah yang berimbang dan punya dasar fakta. Jangan menjustifikasi. Jika belum pasti, gunakan kata ‘diduga’ untuk menjaga akurasi dan etika,” ujar Hery.
Ia juga memberikan tantangan langsung kepada peserta untuk menulis berita dari lingkungan sekitar mereka, dilengkapi dokumentasi berupa foto atau video.
Masuk hari kedua, Sunday (18/5), giliran Mega Nanda, praktisi media sekaligus editor profesional, yang tampil membedah hasil karya peserta satu per satu. Dengan gaya lugas namun ramah, Mega mengulas kekuatan dan kelemahan masing-masing berita peserta, mulai dari struktur penulisan, pemilihan judul, hingga teknik pengambilan foto.
“Judul harus informatif dan menyebutkan lokasi yang lengkap, seperti Desa Wijang, Kecamatan Banjarejo, Blora Regency. Foto sebaiknya landscape, mengandung unsur manusia, agar ada ‘kehidupan’ di dalamnya,he stressed.
Mega juga menekankan pentingnya menyampaikan berita dengan bahasa yang membumi. “Tulis berita untuk masyarakat luas, bukan untuk kalangan akademik saja. Gunakan istilah yang akrab dan mudah dipahami,he added.
Sesi bedah karya ini berlangsung interaktif. Banyak peserta mengajukan pertanyaan, berbagi pendapat, bahkan mengkritisi isi pelatihan secara konstruktif.
Joko Agung, Sharia Business Management Students, disclose, “Menarik juga materi hari ini. Bedah karya membuat kami lebih paham soal teknik dan etika penulisan berita.”
Meanwhile, Mohammad Isnario Andrian, Islamic Religious Education student, menyampaikan harapannya, “Saya sebenarnya cukup antusias mengikuti workshop ini. Tapi sayangnya, bagian ‘ngonten’ belum sempat dibahas karena keterbatasan waktu. Semoga ke depan ada pelatihan lanjutan.”
Kegiatan ditutup dengan penyerahan cinderamata oleh Yusron Ridho, Chief Panitiya, kepada pemateri. Sesi foto bersama menjadi penutup acara yang sarat wawasan dan inspirasi ini.
Information: Yusron Ridho Nurfatoni